Gejala Kekurangan Kalium pada Tanaman
Gejala
Kekurangan Kalium pada Tanaman
Kekurangan Kalium pada tanaman akan menimbulkan gejala yang khusus pada
tanaman. Misalnya
pada alfalfa : munculnya bercak-bercak putih pada pinggir daun. Pada
Jagung dan rumput :
terjadi klorosis dan nekrosis pada pinggir-pingir daun. Batang menjadi lemah
dan mudah rebah atau patah dan pada keapa sawit telihat gejala
bintik-bintik kuning yang apabila diterawang saat ada cahaya, maka akan tembus
bintik uning tersebut. Gejala kekurang K ini dimulai dari daun bawah karena Kalium bersifat mobil di dalam tanaman.
Kekurangan kalium pada umumnya menunjukkan gejala-gejala seperti
becak-becak dan atau keriput-keriput pada daun. Becak-becak ini meliputi
seluruh permukaan daun kecuali pada tulang tengah, dan selanjutnya daun berkeriput
mengering. Berbeda dengan nitrogen dan
fosfor, gejala kekurangan kalium yang spesifik jarang timbul pada waktu tanaman
masih muda. Oleh karena itu kekurangan kalium sering tidak diketahui.
Gejala-gejala di bawah ini menunjukkan gejala kekurangan kalium
pada beberapa tanaman:
a) Gejala pada bagian Daun antara lain daun-daun
tanaman yang kekurangan kalium berwarna tua dengan becak-becak seperti karat,
memberi gambaran kotor pada daun. Becak-becak mula-mula timbul pada bagian atas
daun-daun tua. Pucuk dan tepi helaian daun menjadi nekrosis, berwarna coklat
kemerahan atau coklat kekuningan. Daun-daun mati sebelum waktunya setelah
tanaman berbunga, sering terjadi. Daun-daun tua menunduk, terutama waktu tengah
hari, dan daun-daun muda menggulung menyerupai tanaman kekurangan air.
b) Gejala pada bagian Batang adalah batang pendek
dan kecil sehingga tanaman kerdil. Banyak varietas yang kekurangan kalium lebih
mudah rebah.
c) Anakan, kecuali dalam keadaan kekurangan kalium
yang berat, anakan tidak dapat dipengaruhi oleh kekurangan kalium.
d) Malai tanaman yang kekurangan kalium menjadi
pendek, mempunyai presentase kehampaan yang tinggi.
e) Gabah, jumlah gabah per malai sedikit,
ukurannya kecil dan bentuknya tidak rata; kualitas dan berat per 1000
butir rendah. Apabila kulit gabah dibuang, beras kehilangan bentuk seperti yang
sehat. Presentase gabah yang tidak masak dan tidak berkembang meningkat.
f) Akar, akar tanaman yang kekurangan kalium
umumnya kurang berkembang. Akar kecil-kecil dan pendek dengan cabang dan akar
rambut yang kecil. Warna akar sering berubah menjadi coklat tua sampai hitam,
menandakan akar yang busuk.
Timbulnya penyakit helminthosporium,
piricularia, cercospora, dan kresek, sering merupakan petunjuk
kekurangan kalium yang laten atau akut, atau serangan menjadi lebih berta
karena kekurangan kalium atau dalam keadaan tak seimbang antara nitrogen dan
kalium. Penyakit fisiologis yang timbul
pada tanah-tanah yang keadaannya buruk, secara langsung berhubungan dengan
absorbsi kalium yang kurang. Kalium menolong menyembuhkan penyakit bronzing
yang disebabkan keracunan besi. Kalium mengurangi kerusakan akar karena sulfida
hidrogen atau senyawa-senyawaan organis.
Kebutuhan tanaman akan K
cukup tinggi dan akan menunjukkan gejala kekurangan apabila kebutuhannya tidak
mencukupi. Dalam keadaan demikian maka terjadi translokasi K dari bagian-bagian
yang tua ke bagian-bagian yang muda. Dengan demikian gejalanya mulai terlibat
pada bagian bawah dan bergerak ke ujung tanaman. Berbeda dengan N, S, P dan beberapa unsur
lain, K tidak dijumpai di dalam bagian tanaman seperti protoplasma, lemak dan
selulosa. Fungsinya nampaknya lebih bersifat katakisator.
Kalium terdapat di dalam cairan sel dalam bentuk ion-ion K+
yang mempunyai sifat dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan.
Secara fisiologis K mempunyai fungsi mengatur pergerakan stomata dan hal-hal
yang berhubungan dengan cairan sel. Unsur K berperan mengatur membuka dan
menutupnya sel-sel stomata tanaman, sehingga mempengaruhi transpirasi. Bila
kandungan unsur K tinggi maka sel-sel stomata tanaman menutup, sehingga
penguapan akan berkurang atau menurun. Kalium berperan dalam fotosintesis, respirasi,
aktivitas enzim, dan pembentukan karbohidrat, sehingga pemberian K berpengaruh
terhadap bobot kering tanaman seperti gladiol dan tanaman melati (Hakim, 1986).
Unsur hara kalium di dalam tanah selain mudah tercuci,
tingkat ketersediaanya sangat dipengaruhi oleh pH dan kejenuhan basa. Pada pH
rendah dan kejenuhan basa rendah kalium mudah hilang tercuci, pada pH netral
dan kejenuhan basa tinggi kalium diikat oleh Ca. Kapasitas tukar kation yang
makin besar meningkatkan kemampuan tanah untuk menahan K, dengan demikian
larutan tanah lambat melepaskan K dan menurunkan potensi pencucian (Dirjen
Pendidikan Tinggi,1991).