Manfaat Abu Janjangan Sawit untuk Tumbuhan dan Tanah
Jika Anda pernah tahu atau paling tidak pernah mendengar
tentang proses pengabuan incinerator dari janjangan kosong yang
dikerjakan pelan-pelan, maka hasil dari proses pengabuan itu disebut
dengan abu janjang. Dari TBS, hasil produksi abu janjang kira-kira 0,5%
dan manfaat abu janjangan sawit yang paling utama di sini adalah sebagai
pupuk karena kandungan hara kaliumnya yang cukup besar. 0,6 kilogram
MOP bisa disamakan dengan 1 kilogram abu janjang. Namun, ada manfaat
lainnya yang bisa dilihat sebagai berikut.
1. Sebagai Pengganti Pupuk MOP
Tingginya kandungan hara kalium di dalam abu janjangan justru menjadikannya handal dan efektif ketika digunakan sebagai pengganti pupuk MOP. Banyak orang yang kemudian menggunakan abu janjang karena abu janjang datang dengan pH=12 di mana dianggap bersifat sangat alkalis. Sifat lainnya yang diketahui ada pada abu janjang adalah sifatnya yang sangat higroskopis atau sangat gampang dalam prosesnya menyerap uap air dari udara.
Hanya saja, perlu alat khusus pelindung tangan bagi orang yang ingin memanfaatkan abu ini karena dapat menyebabkan iritasi pada tangan yang langsung memegang. Jika tangan sudah ada luka, maka terkena abu janjang akan dapat memperparah luka yang ada. Tangan yang bersih sekalipun bisa menjadi gatal-gatal karena terkena abu ini. Namun, kandungan hara pada abu janjang termasuk sangat gampang larut ke dalam air.
Dengan sifat-sifat tersebut, maka memang pengaplikasian dari abu janjang haris cepat dan Anda yang ingin memakainya tidak boleh menyimpannya lama-lama. Baiknya penyimpanan dan memperlakukannya secara hati-hati akan membuat kualitas dari abu janjang tetap terjaga. Disarankan untuk memakai kantong plastik untuk menyimpannya.
Kemudian, pengaplikasian tidak dianjurkan apabila abu janjang memiliki kadar air yang ada di atas 10%, bahkan dalam satu tahun, abu janjang tidak boleh diaplikasikan lebih dari sekali. Abu janjang sendiri merupakan pupuk K yang sangat dimanfaatkan untuk bahan pengapiran di mana sasaran aplikasi lapangan berfokus pada areal tanah masam dan gambut.
Artikel terkait pupuk lainnya :
2. Meningkatkan pH Tanah
Abu janjang dalam fungsinya sebagai pengganti pupuk MOP juga sangat berguna sebagai bahan pengapuran di mana pH tanah pun otomatis menjadi meningkat. Pemupukan menggunakan MOP tampaknya justru malah kurang efektif dan telah dibuktikan bahwa pemupukan menggunakan abu janjang jauh lebih bermanfaat di tanah gambut. Ada beberapa persyaratan dalam pengaplikasian abu janjang ke tanah masam acid-sulphate dan tanah gambut seperti berikut :
Informasi Pengaplikasian dan Dosis Abu Janjang
Untuk pengaplikasian abu janjang yang menggantikan pupuk MOP, dosis yang dianjurkan adalah 5 kilogram untuk per 3 kilogram MOP di mana harus ada pembagian setiap tahunnya 2 kali aplikasi. Lalu, abu janjang bisa diaplikasikan sepanjang tahun setiap waktu pada TM yang jadwal pengambilan sampel daun pun telah diatur sedemikian rupa. Untuk pengambilan, jadwal yang seharusnya adalah minimal 3 bulan atau 2 bulan sebelum contoh daun diambil. Namun pada kasus TBM, jarak waktu yang dianjurkan adalah 4-6 minggu antara pemupukan urea dan abu janjang.
Karyawan yang bertugas menaburkan abu janjang tidak boleh dengan tangan kosong memegang dan menaburkan abu janjang tersebut atau akan terkena iritasi. Maka perlengkapan yang harus disiapkan dan dikenakan oleh para karyawan, antara lain adalah pakaian kerja berupa kemeja lengan panjang. Tidak ketinggalan, untuk melindungi tangan, sarung tangan panjang dari karet akan sangat berguna.
1. Sebagai Pengganti Pupuk MOP
Tingginya kandungan hara kalium di dalam abu janjangan justru menjadikannya handal dan efektif ketika digunakan sebagai pengganti pupuk MOP. Banyak orang yang kemudian menggunakan abu janjang karena abu janjang datang dengan pH=12 di mana dianggap bersifat sangat alkalis. Sifat lainnya yang diketahui ada pada abu janjang adalah sifatnya yang sangat higroskopis atau sangat gampang dalam prosesnya menyerap uap air dari udara.
Hanya saja, perlu alat khusus pelindung tangan bagi orang yang ingin memanfaatkan abu ini karena dapat menyebabkan iritasi pada tangan yang langsung memegang. Jika tangan sudah ada luka, maka terkena abu janjang akan dapat memperparah luka yang ada. Tangan yang bersih sekalipun bisa menjadi gatal-gatal karena terkena abu ini. Namun, kandungan hara pada abu janjang termasuk sangat gampang larut ke dalam air.
Dengan sifat-sifat tersebut, maka memang pengaplikasian dari abu janjang haris cepat dan Anda yang ingin memakainya tidak boleh menyimpannya lama-lama. Baiknya penyimpanan dan memperlakukannya secara hati-hati akan membuat kualitas dari abu janjang tetap terjaga. Disarankan untuk memakai kantong plastik untuk menyimpannya.
Kemudian, pengaplikasian tidak dianjurkan apabila abu janjang memiliki kadar air yang ada di atas 10%, bahkan dalam satu tahun, abu janjang tidak boleh diaplikasikan lebih dari sekali. Abu janjang sendiri merupakan pupuk K yang sangat dimanfaatkan untuk bahan pengapiran di mana sasaran aplikasi lapangan berfokus pada areal tanah masam dan gambut.
Artikel terkait pupuk lainnya :
2. Meningkatkan pH Tanah
Abu janjang dalam fungsinya sebagai pengganti pupuk MOP juga sangat berguna sebagai bahan pengapuran di mana pH tanah pun otomatis menjadi meningkat. Pemupukan menggunakan MOP tampaknya justru malah kurang efektif dan telah dibuktikan bahwa pemupukan menggunakan abu janjang jauh lebih bermanfaat di tanah gambut. Ada beberapa persyaratan dalam pengaplikasian abu janjang ke tanah masam acid-sulphate dan tanah gambut seperti berikut :
- Abu janjang sebaiknya diberikan per tahun.
- Pemberian abu janjang hanya boleh 5 tahun sekali ketika pengaplikasian di areal tanah masam yang bukan termasuk acid-sulphate.
- Lebih baik tidak diberikan terlalu sering karena akan berisiko meningkatkan pH tanah menjadi di atas 5,5 yang terbilang cukup tinggi.
Informasi Pengaplikasian dan Dosis Abu Janjang
Untuk pengaplikasian abu janjang yang menggantikan pupuk MOP, dosis yang dianjurkan adalah 5 kilogram untuk per 3 kilogram MOP di mana harus ada pembagian setiap tahunnya 2 kali aplikasi. Lalu, abu janjang bisa diaplikasikan sepanjang tahun setiap waktu pada TM yang jadwal pengambilan sampel daun pun telah diatur sedemikian rupa. Untuk pengambilan, jadwal yang seharusnya adalah minimal 3 bulan atau 2 bulan sebelum contoh daun diambil. Namun pada kasus TBM, jarak waktu yang dianjurkan adalah 4-6 minggu antara pemupukan urea dan abu janjang.
Karyawan yang bertugas menaburkan abu janjang tidak boleh dengan tangan kosong memegang dan menaburkan abu janjang tersebut atau akan terkena iritasi. Maka perlengkapan yang harus disiapkan dan dikenakan oleh para karyawan, antara lain adalah pakaian kerja berupa kemeja lengan panjang. Tidak ketinggalan, untuk melindungi tangan, sarung tangan panjang dari karet akan sangat berguna.
Ini abu nya bisa di jual ke saya tidak
BalasHapusBisa pak
Hapusbulam maret saya tabur abu janjangan 2 kg/pokok. bulam mei saya tabur MOP 0.5 kg/pokok. gm tu pak salah g y
BalasHapus